Sunday, March 16, 2008

RUMPUT: Orang kecil penuh dengan Kesabaran

Rumput berguna untuk hiasan dan pakan ternak. Dia tumbuh liar dimana saja. Dia dianggap sebagai gangguan dimana saja. Bagi rumput yang sengaja ditanam tentulah akan dipelihara dengan baik dan menjadi indah. Bahkan dilarang untuk diinjak oleh hewan atau manusia.

Manfaat rumput sangat penting bagi orang kampung yang memelihara ternak. Sedangkan bagi orang kota rumput harus dibeli yang kemudian ditanam di depan atau di taman rumahnya. Mahal juga lho rumput buat taman. Namun, di perkotaan rumput menjadi barang haram untuk tumbuh tanpa dikehendaki. Kalau di kampung rumput boleh tumbuh bebas asal bukan ditempat pertanian.

Kemampuan rumput tumbuh dimana pun menjadikan ia bertahan hidup dalam kondisi apa pun. Ketika kemarau rumput seperti mati bahkan hilang dari permukaan tanah. Tapi ketika disiram air secara teratur, rumput rumput tumbuh begitu rupa.

Memahami rumput adalah memahami pilihan. Bagi manusia rumput adalah simbol pilihan hidup. Silahkan pilih jadi rumput atau jadi cemara. Rumput adalah simbol rakyat kecil. Bahkan ada yang lebih kasar lagi dengan menyimbolkan akarnya. Rumput saja sudah tidak enak apalagi akarnya. Edan memang.

Rumput enak bisa ditumbuh dimana saja dan bagaimana saja selama ada air. Manusia atau rakyat biasa juga bisa tumbuh dimana saja asal bisa makan minum sekedar buat hidup. Namun, rumput tidak pernah bisa tumbuh kuat dan tinggi seperti pohon lain apalagi seperti cemara. Resikonya adalah dimakan ternak, diinjak-injak orang dan di hinakan orang. Pada kondisi tertentu diperjualbelikan tapi untuk jadi hiasan bahkan kadangkala diinjak-injak juga.

Manusia yang memilih atau terpaksa berada di posisi rumput hendaknya mampu hidup dimana pun dalam kondisi apa pun selama dipenuhi kebutuhan fisik dasarnya. Dia tidak mampu atau tidak boleh memiliki harapan tinggi karena tidak mampu atau tidak mau. Selama menyadari pada posisi itu terimalah dengan sabar karena begitulah konsekuensinya. Syukur-sukur bisa jadi rumput hiasan yang disayang dan dirawat. Apalagi jadi rumput istana atau rumah orang kaya. Tentu akan menjadi indah dan sedikit berguna.

Menjadi rumput adalah manusia yang sabar, nerimo in pandum, bertawakal, tahan hidup, tahan injak, ikhlas dan mengabdikan hidup sepenuhnya demi kebahagiaan makhluk lainnya termasuk hewan dan manusia. Tidak ada egoisme diri sama sekali. Semua hidupnya diabdikan untuk orang lain entah dapat imbalan atau tidak. Biarlah Tuhan yang mengaturnya akan diberi apa olehNya. Hidupnya adalah pengabdian. Entah sebagai korban, entah pula sebagai hiasan. Namun, tidak akan pernah mati walau kemarau sekali pun. Manusia rumput tidak akan pernah mati karena resesi sekalipun bahkan perang dahsyat tidak akan pernah mematikannya. Wallahuallam. [ ]

Susmanto HADI: Penulis lepas dan bebas dalam bidang pengembangan diri, filosofi, informatika dan komputer. Tulisannya bisa dibaca di http://susmantohadi.blogspot.com/, http://www.digitallylearning.com/, http://www.ebookworldgateway.com/. Sumber lain yang juga penting adalah http://stressremoval.blogspot.com/ dan http://paradisefamily.wordpress.com/. Selamat membaca dan semoga bermanfaat!.

No comments: