Sunday, March 16, 2008

CEMARA: Simbol resiko orang hebat

Manfaat dari pohon cemara adalah untuk penghijauan, anti longsor dan kayu bakar. Spesies yang mendekati cemara adalah pinus. Pinus bermanfaat untuk kayu bakar, penghijauan dan getah gondorukem. Cemara memang beda dibanding pohon lainnya. Ketika kita berjalan di pegunungan dari jauh kita bisa dengan cepat membedakan mana yang cemara dan mana yang bukan cemara. Pucuknya lancip dengan daun yang simetris dari kejauhan. Dia pun paling tinggi di antara semua pepohonan yang tumbuh. Bila didekati cemara memiliki batang yang indah karena lurus menjulang ke atas. Tidak ada bengkok kanan kiri. Tidak ada pula patahan. Kalau diterjang angin tidak mudah patah tapi bergoyang ke sana ke mari.

Di bawah cemara atau di hutan cemara juga terasa romantis dan teratur. Seolah di taman alam yang bebas dan tenang. Di hutan cemara jarang didiami hewan buas karena struktur hutan cemara yang cenderung teratur. Cemara juga tidak mudah didiami burung karena mereka sulit menjadikan dahan dan ranting cemara untuk menempatkan sarangnya di sana. Tidak mudah bagi hewan untuk mendekati cemara. Saya jarang melihat hewan-hewan bercengkrama di pohon-pohon cemara.

Manusia juga demikian. Jarang orang-orang disekitar hutan cemara memanfaatkan ranting cemara apalagi daunnya yang kecil-kecil itu. Kalau mau memanfaatkan cemara tentu harus menebangnya. Kayunya yang kuat menghadapi angin ternyata tidak cocok untuk bangunan sehingga lebih cocok untuk tungku dapur di kampung-kampung. Betapa rumitnya manfaat cemara bagi hewan dan manusia. Cemara bukan pohon kebanyakan karena manfaatnya tidak jelas.

Cemara merupakan simbol khusus bagi manusia yang menonjol seperti terkenal, terpintar, terhebat dan sebagainya. Orang-orang dengan keadaan seperti itu tidak mudah didekati karena dia sombong, pilih-pilih atau karena terlalu sibuk. Dia terlihat oleh banyak orang seperti cemara di tengah hutan. Semua orang tahu dia walau tidak mengenalnya sekalipun.

Resiko orang seperti ini adalah seperti cemara yaitu banyak diterpa angin dari yang kecil sampai yang menjadi badai. Dia dulu yang akan digoncang angin itu. Begitu juga menjadi orang hebat. Akan datang banyak angin menerpa dirinya. Angin sepoi-poi yang melenakan yaitu berupa pujian dan sanjungan atau angin badai yang hendak merobohkannya. Orang-orang seperti ini harus sekuat batang cemara. Tidak boleh mudah patah atau roboh oleh terpaan badai. Jarang diberitakan ada hutan cemara yang longsor atau pohon cemara yang ambrol karena badai. Kecuali kalau cemara itu sudah sangat-sangat-sangat uzur bisa jadi akan tumbang. Tapi ini jarang terjadi.

Menjadi orang hebat pun harus demikian. Kuat menghadapi cacian, fitnahan, ancaman, gangguan dan sebagainya. Selama keyakinannya baik dan benar, maka harus terus maju apa pun resikonya. Setiap berbuat sesuatu tentu mendatangkan sensasi. Inilah resiko menjadi manusia cemara. Yang penting adalah menjaga keindahan dan kekuatan diri sebagai konsekuensi orang hebat. Semoga. [ ]

Susmanto HADI: Penulis lepas dan bebas dalam bidang pengembangan diri, filosofi, informatika dan komputer. Tulisannya bisa dibaca di http://susmantohadi.blogspot.com/, http://www.digitallylearning.com/, http://www.ebookworldgateway.com/. Sumber lain yang juga penting adalah http://stressremoval.blogspot.com/ dan http://paradisefamily.wordpress.com/. Selamat membaca dan semoga bermanfaat!.

No comments: