Sunday, March 16, 2008

LEBAH: Sang Penerima Wahyu

Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia", (68)

69. kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.(69) (An-Nahl)

Istimewa nian lebah ini. Sampai Tuhan memberikan wahyu khusus buat dia. Manusia menerima wahyu, lebah juga. Tapi tidak ada hewan lain yang diberi wahyu oleh Tuhan selain lebah. Berarti lebah memiliki keistimewaan seperti manusia sehingga perlu diberi wahyu. Dengan demikian, kita manusia perlu belajar banyak pada kehidupan lebah. Tulisan memberikan paparan singkat tentang lebah dan pelajaran yang layak dipetik.

Kehidupan Lebah

Kehidupan lebah dimulai dari perkawinan antara induk lebah sebagai ratu dengan lebah jantan sebagai ksatria. Ratu lebah tidak menginginkan memiliki suami lebih dari satu. Tapi, calon pasangannya banyak. Oleh karena itu, sang ratu membuat perlombaan terbang (flying festival). Lebah jantan ksatria yang dapat menyusul kecepatan terbang ratu lebah yang akan dipilih untuk menjadi pasangannya.

Ratu lebah tidak menginginkan memiliki suami lebih dari satu. Tapi, calon pasangannya banyak. Oleh karena itu, sang ratu membuat sayembara perlombaan terbang. Lebah jantan ksatria yang dapat menyusul kecepatan terbang ratu lebah yang akan dipilih untuk menjadi pasangannya.Pesta pernikahan dilangsungkan di angkasa raya diikuti dan disambut gembira oleh seluruh anggota “masyarakatnya”. Seusai melangsungkan perkawinannya, sang ratu turun dari ketinggian terbang untuk mencari tempat hinggap yang memadai untuk dibangun sarang. Dahan-dahan, cabang-cabang pepohonan, gua dan lereng gunung adalah tempat alami yang disukainya. Lebah jantan yang baru saja menjadi pasangannya segera mati setelah menunaikan kewajibannya.

Pada tempat yang telah ditentukan lebah pekerja mulai melaksanakan tugasnya pertamanya yaitu membangun sarang. Perlu waktu kurang dari 7 (tujuh) hari untuk membangun sarang tersebut. Setelah sarang selesai dibangun ratu lebah meletakkan telur-telurnya dengan rapi di dalam tabung/lorong. Tiap hari lebah dapat bertelur berkisar 1.200 -2000 butir telur. Tabung-tabung yang terisi telur segera diisi madu dan tepung sari lalu ditutup dengan lapisan lilin tipis agar mudah ditembus oleh penghuni yang berada di dalamnya bila mereka beranjak dewasa.

Telur-telur itu akan menetas menjadi larva setelah berumur tiga hari. Larva tersebut berada dalam tabung dengan menikmati makanan berupa madu dan tepung sari yang telah disediakan hingga ia berubah menjadi kepompong. Kepompong merupakan masa pertumbuhan dimana akan terjadi perubahan-perubahan pada organ internalnya yang dilengkapi dengan alat-alat sesuai kebutuhan lebah dewasa dan siap untuk bekerja.

a. Rumah Lebah

Rumah lebah berbentuk rangkaian tabung segienam (hexagonal) yang terbuat dari lilin. Bagai seorang arsitek handal, rangkaian tabung hexagonal direkatkan dengan sangat presisi dan fungsional hingga terbentuk tempat tinggal yang indah dan nyaman. Lebah pekerja tak kenal lelah membangun rumah tersebut dengan bergotong-royong demi kenyamanan dan kedamaian hidup mereka. Bentuk segienam jauh lebih baik dibanding dengan bentuk lainnya dalam penyambungan struktur tabung maupun volume madu yang bisa ditampungnya.

Bentuk keseluruhan sarang berupa setengah bola terdiri atas beberapa sisiran saran. Pada sisiran tersebut terdapat tabung-tabung hexagonal sebelah menyebelah. Tabung tersebut diatur sedemikian rapi sehingga sangat teratur dan nampak indah. Tabung-tabung itu ternyata memiliki ukuran dan fungsinya masing-masing antara lain:

1. Tabung yang berukuran besar dan paling besar diantara tabung-tabung lainnya. Tabungan ini digunakan untuk meletakkan telur-telur calon ratu baru.

2. Tabung yang lebih kecil daripada tabung calon ratu berukuran kurang lebih 6 mm. Tabung ini digunakan untuk telur-telur calon tawan jantan atau kadang-kadang digunakan untuk menyimpan madu.

3. Tabung-tabung madu digunakan khusus untuk menyimpan madu. Besarnya sama dengan tabung-tabung untuk calon tawon jantan tapi lebih dalam dan arahnya menghadap keatas untuk mencegah mengalirnya madu serta berbentuk seperti tong.

4. Tabung yang lebih kecil kira-kira diameter 5mm digunakan untuk meletakan lebah pekerja dan untuk menyimpan madu dan tepung sari.

5. Tabung penggabung atau tabung pengait atau tabung penghubung yang hanya digunakan untuk menghubungkan tabung satu dengan yang lain agar bentuknya dapat teratur terutama untuk mempercepat pembuatan sarang dari pangkal sampai unjungnya.[1]

b. Pembagian Kerja

Pembagian kerja dalam masyarakat lebah sangat jelas dan tegas. Pembagian ini tercermin benar dalam struktur sebagai berikut:

1. Lebah Ratu

Lebah ratu bertugas sebagai pemersatu koloni, juga sebagai lebah yang menelurkan calon-calon lebah pengganti, baik itu lebah pekerja, lebah ratu ataupun lebah jantan. Dalam satu koloni hanya ada seekor ratu lebah dengan tugas wajibnya adalah bertelur terus menerus sampai kemampun bertelurnya berakhir. Lahirnya lebah ratu muda, berarti satu koloni terdapat dua lebah ratu. Tentu saja hal ini tidak dikehendaki oleh koloninya. Untuk mempertahankan kedudukan agar koloni tetap memiliki satu ratu, maka antara ibu ratu dan ratu muda harus berkelahi. Siapa yang menang akan menjadi ratu dan yang kalah harus pergi.

Perkelahian antara ibu ratu dan ratu muda umumnya dimenangkan oleh ratu muda. Tapi adakalanya ratu tua menang. Jika perkelahian tersebut tidak berakhir dengan kematian, kepergian ratu yang kalah, oleh koloninya diberi pengikut lebah pekerja dan lebah jantan untuk membentuk koloni baru.

2. Lebah Jantan

Lebah jantan merupakan lebah terbesar setelah lebah pekerja dalam sebuah koloni lebah. Tugas utama adalah sebagai lebah penghibur atau harem bagi ratu lebah dan bertanggungjawab atas regenerasi koloninya. Lebah jantan adalah lebah pemalas dan pemakan yang rakus. Mereka hanya mau keluar dari sarangnya bila cuaca cerah dan mau terbang tinggi bila mau meminang ratu lebah. Dalam setiap perkawinan hanya seekor lebah jantan yang terbaik yang terpilih dan berhak mengawini ratu lebah. Sehingga kejantanan lebah jantan yang jumlah cukup banyak kurang bermanfaat secara optimal. Pada musim sulit untuk mendapatkan nectar mereka dibunuh atau diusir oleh lebah pekerja.

3. Lebah Pekerja

Lebah pekerja merupakan lebah terbanyak dalam sebuah koloni lebah. Lebah pekerja bertugas mencari dan mengumpulkan nectar. Lebah pekerja ini tugasnya mencari sari makanan dan tepung sari yang diisap, ditelan dan dimasukkan ke dalam perut madu. Setelah sampai di sarang lebah, nectar tersebut dikeluarkan lagi, dikunyah sampai lembut, dilakukan proses pematangan dengan menyimpan dalam sel kemudian ditutup

Sebagai lebah pekerja dalam satu koloni lebah, tugasnya memang paling berat dan memikul tanggugjawab sangat besar. Sejak lebah pekerja meninggalkan sel pemeraman, mereka sudah langsung bekerja. Agar dalam memikul tanggungjawab pekerjaan takan mengalami kesalahan, sesuai usianya mereka mulai mengawali pekerjaan dengan tahapan sebagai berikut:

·Merawat lebah ratu, lebah jantan dan larva.

·Menjadi tenaga penerima dan penyimpan madu dalam sel.

·Menjaga keamanan sarang koloni, membuat sarang, dan memperbaiki sarang lebah yang rusak.

·Menjadi pemandu mencari sumber nectar.

·Mengusahakan untuk menciptakan kenyamanan sarang koloninya yang berkaitan dengan temperatur dan kelembaban udara.

·Membersihkan sarang koloni lebahnya.

·Mencari nectar sebagai tugas akhir, sampai ia mati atau terusir karena sudah renta dan tidak lagi produktif sebagai pencari nectar.[2]

Manfaat Lebah

Lebah memiliki manfaat yang besar. Kelakuan lebah yang menghisap sari madu bunga memberikan manfaat bagi manusia dan tumbuhan. Bagi tumbuhan hisapan lebah menjadi penyerbukan supaya terjadi pembuahan. Bisa jadi satu-satunya pohon yang tidak cukup dibantu lebah adalah pohon panili. Panili terlalu loyo untuk melakukan persilangan sehingga perlu dibantu manusia dan tidak cukup oleh lebah atau serangga lainnya. Bagi manusia peryebukan oleh lebah membantu terjadinya buah yang akan dipanen kelak. Tanpa bantuan lebah ini, petani akan gagal panen.

Manfaat berikutnya adalah entup atau sengat lebah menjadi alat terapi yang manjur. Pelopornya adalah Prof. Hembing Wijayakusuma. Berbagai penyakit disembuhkan dengan membunuh lebah ini melalui sengatannya. Beberapa ekor lebah disengatkan ke pasien pada titik tertentu. Banyak pasien yang tertolong oleh pengorbanan jiwa dan raga si lebah madu ini.

Manfaat selanjutnya adalah rumah lebah. Rumah lebah yang sudah diambil madunya bisa dimanfaatkan sebagai makanan atau pun bahan pendukung kerajinan. Masyarakat di Jawa Tengah dan juga beberapa daerah di Indonesia memakan rumah lebah dengan cara makan langsung atau di masak sedemikian rupa. Enak juga koq. Wong saya pernah makan bersama kakek di Kebumen. Manis. Kalau rumahnya masih muda lebih lezat lagi. Tapi kalau rumahnya terlalu tua rasanya manis, keras dan susah mengunyahnya. Sisa larva menjadi daging yang enak dan kemlethus gitu. Aaahh…jadi pengen lagi.

Madu lebah jelas manfaat utama yang dicari manusia dan beberapa hewan yang menyukainya.Madu banyak sekali manfaatnya. Tidak perlu ditulis disini karena semua orang pasti sudah mengetahui. Madu digunakan untuk obat, suplemen, makanan, minuman dan sebagainya. Pokoknya bermanfaat semuanya.

Pelajaran Dari Kehidupan Lebah

Dengan memahami paparan di atas kita bisa menarik beberapa pelajaran menarik dari lebah. Pelajaran yang paling jelas adalah manajemen komunitas yang sangat rapi untuk menghasilkan sesuatu yang positif dan tidak ada kesia-siaan sedikitpun dari produk yang dihasilkannya. Mereka memang hewan yang tidak punya akal untuk berkreasi tapi hanya mengikuti “fitrah” yang digariskan Allah SWT. Namun, substansi pola manajerial komunitas, distribusi dan produksi bisa menjadi pelajaran bagi manusia yang memiliki naluri hewan dan kemampuan akal untuk berkreasi dan sebagainya.

Tidak salah bila kita menyebutnya sebagai hewan pilihan. Segala yang dihasilkan olehnya bermanfaat bagi manusia. Beberapa hikmah terpenting dari kehidupan lebah antara lain:

1. Lebah memiliki menajemen komunitas yang sangat baik.

2. Lebah memiliki budaya kerja bagi semua warganya.

3. Lebah merupakan makhluk pilihan dengan hasil yang luar biasa.

4. Lebah mencari makan pada tempat-tempat yang terbaik (harum) tanpa menganggu pemilik tempat itu (pohon dan bunganya) bahkan mendapatkan manfaat dari pengambilan sari-sari bunganya.

5. Kehadiran lebah tidak mengusik makhluk manapun.

6. Pada dasarnya, lebah adalah makhluk yang bersahabat dan sosok pejuang sejati. Sengatan sebagai bela diri terakhir harus dibayar mahal dengan kematiannya.

7. Dengan demikian, kehidupan lebah merupakan sosok kehidupan yang berorientasi manfaat bukan akumulasi sumber daya bagi koloninya sendiri.

Lebah terbang memilih makanan yang bersih, terpilih dan bagus-bagus. Dia pun hanya mengambil sarinya dan memberikan manfaat pembuahan bagi sang bunga. Bagi manusia maknanya adalah pilihlah kebutuhan hidup yang terbaik, dengan cara yang baik dan memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Selain itu, ini adalah makna kerja keras. Selama masih hidup bekerjalah untuk kehidupan yang lebih baik dari waktu ke waktu.

Ketika hinggap mengambil sari bunga lebah tidak menggoyang dan merusak bunga. Maknanya bagi manusia adalah ketika melakukan tugas atau pekerjaan hendaknya memperhatikan lingkungan sekitar entah tetangga maupun teman sejawat. Pekerjaan lebah malah memberi manfaat bagi si bunga. Begitu juga manusia harus memberikan manfaat bagi obyek pekerjaan.

Lebah menghisap sarinya saja tanpa meninggalkan dan merugikan siapa-siapa. Hendaknya manusia mengambil sarinya saja tanpa mengambil semuanya dengan maksud menguasai dan memonopoli. Pengambilan ini juga sebatas perutnya saja. Artinya, manusia juga harus bertindak sewajarnya sesuai dengan porsinya masing-masing. Tidak boleh serakah.

Setiap pekerjaan lebah memberikan manfaat yang total. Bahkan manfaat lebah sampai titik entupan terakhir. Lebah tidak akan menyerang kalau tidak untuk membela diri. Ini artinya, manusia jangan senang membuka konflik yang tidak perlu. Bagi lebah sekali konflik berarti mati karena harus mengeluarkan sengatnya. Sekali menyengat berarti mencabut nyawanya. Lebah makhluk yang bersahabat namun bila musuh datang pantang lari, jiwa raga dipertaruhkan untuk mempertahankan diri. Demikian juga manusia, pantang berkelahi karena akan mencabut kehormatan dirinya dan menjadi nista di muka bumi ini. Semoga. [ ]

Susmanto HADI: Penulis lepas dan bebas dalam bidang pengembangan diri, filosofi, informatika dan komputer. Tulisannya bisa dibaca di http://susmantohadi.blogspot.com/, http://www.digitallylearning.com/, http://www.ebookworldgateway.com/. Sumber lain yang juga penting adalah http://stressremoval.blogspot.com/ dan http://paradisefamily.wordpress.com/. Selamat membaca dan semoga bermanfaat!.


[1] Ir. Soewedo Hadiwiyoto (1980), Pedoman Pemeliharaan Tawon Madu, Jakarta: Pradnya Paramita, hal: 40-41.

[2] Bambang Agus Murtidjo (1991), Memelihara Lebah Madu, Yogyakarta: Penerbit Kanisius, hal. 16-21

No comments: