Wednesday, April 30, 2008

API: Semangat Membakar dan Merasa Cukup

Api ada di sekitar kita. Tidak setiap saat kita melihat dan merasakan api. Api bisa kita temui ketika kita kehendaki. Misalnya ketika membakar sesuatu dengan menyalakan korek api. Atau dengan menyalakan kompor ketika memasak. Api dibutuhkan karena panasnya untuk membakar sesuatu misalnya kayu atau minyak tanah atau kompor gas. Sedangkan api yang tidak dikehendaki akan menakutkan terutama bila terjadi kebakaran.

Api kecil yang bisa dikendalikan akan bermanfaat bagi manusia. Sedangkan api besar akan membahayakan manusia seperti yang terjadi ketika kebakaran terjadi. Api memiliki sifat panas, membakar apa saja dan selalu bergerak ke atas. Tidak pernah api bergerak ke bawah. Lidah api selalu ke atas tidak pernah sejajar dengan permukaan tanah. Api bergerak seiring dengan bahan bakar tapi lidahnya tetap ke atas. Dia membakar apapun yang bisa ia bakar.

Api memiliki semangat membakar apa pun dan akan bergerak sesuai keadaan, kebutuhan dan secukupnya. Apa yang bisa ia bakar akan dibakarnya. Api tidak akan mencari-cari yang tidak mungkin ia bakar. Tidak mungkin api bergerak ke lain obyek yang ia tidak mampu melakukannya. Dengan air ia tidak bisa bergerak ke sana sehingga api tidak akan memaksakan diri. Cukuplah api membakar apa yang bisa ia lakukan. Tidak akan mencari-cari.

Api memiliki makna yang dalam. Banyak orang menjadikan api sebagai simbol seperti simbol pertandingan olah raga. Maknanya yang dalam itu antara lain

  1. Api bergerak ke atas karena ujung api selalu ke atas. Maknanya adalah ingatlah selalu pada Tuhan. Sehebat apa pun api yang mampu menghancurkan apa saja, api senantiasa menunjuk keatas yang artinya mengingat, mengakui dan tunduk pada kuasa Tuhan. Api tempatnya di neraka yang tunduk pada Tuhan. Sedangkan api dunia dimanfaatkan oleh manusia untuk kebutuhan hidupnya.
  2. Api membakar yang bisa ia bakar. Ini adalah simbol perasaan cukup dan syukur serta tahu diri. Api membakar yang bisa dibakar saja. Dia tidak mau meloncat ke obyek lain yang tidak mungkin. Apa yang dihadapannya yang bisa dibakar tentu akan dibakarnya. Maknanya bagi kita adalah jadilah manusia yang merasa cukup, selalu bersyukur dan tahu diri.
  3. Api menerangi sekitarnya. Bila api dalam ukuran yang sangat besar, maka yang terjadi adalah kerusakan sampai menjadi abu yang tiada berguna. Namun, bila kita menundukkan api dalam jumlah yang kecil bahkan bisa diatur, maka api akan menerangi kita. Lihatlah lampu teplok atau strongking. Cahayanya sangat dibutuhkan oleh orang-orang yang belum memiliki listrik dikala gelap gulita. Maknanya bagi manusia adalah jangan berlebihan dalam berbuat, berpikir dan berencana karena yang berlebihan belum tentu berguna. Api dalam jumlah yang dikehendaki akan lebih berguna dibanding yang berlebihan. Begitu juga manusia, akan tidak berguna bila berlebihan.

Begitulah api yang melambangkan semangat kerja, semangat hidup, semangat juang, semangat berubah, semangat untuk semakin meninggi dan semangat maju. Api hanya mengenal naik dan maju yang tidak pernah mundur. Naik-maju atau mati! Tidak ada istilah mundur. Begitu juga manusia yang ingin sukses dan mulia harus hanya mengenal peningkatan dan kemajuan atau mati serta tidak pernah mundur. [ ]

Susmanto HADI: Penulis lepas dan bebas dalam bidang pengembangan diri, filosofi, informatika dan komputer. Tulisannya bisa dibaca di http://susmantohadi.blogspot.com/, http://www.digitallylearning.com/, http://www.ebookworldgateway.com/. Sumber lain yang juga penting adalah http://stressremoval.blogspot.com/ dan http://paradisefamily.wordpress.com/. Selamat membaca dan semoga bermanfaat!.

No comments: